Teknologi Pengenalan Wajah

Sebuah aplikasi baru yang diberi nama Cardign untuk perangkat yang dijalankan iOS (iPhone, iPad, iPod) diluncurkan pertengahan minggu ini oleh startup yang berbasis di Toronto, Kanada. Sepintas lalu cara kerja aplikasi ini hampir mirip dengan aplikasi addappt yang sudah diulas disini awal minggu ini. Aplikasi untuk iOS dirilis pada tanggal 28 November 2012. Versi 1.0.3 membutuhkan kapasitas 46,5 MB.

Sebuah aplikasi bernama Cardign untuk perangkat yang dijalankan iOS (iPhone, iPad, iPod) startup ini berbasis di Toronto, Kanada. Cara kerja aplikasi ini hamper mirip dengan aplikasi addappt. Cardign menggunakan kata yang sama dengan “cardigan” yang artinya baju sweater berkancing yang biasa digunakan pada musim dingin. Cardign menargetkan pengguna selular yang menghadiri acara-acara konferensi, networking, seminar dan fungsi social lainnya, yang tidak mau kehilangan kontak dengan orang-orang yang baru dikenal. Aplikasi ini bisa digunakan sebagai pengganti kartu bisnis dan mempermudah pengguna mencatat alamat mitra bisnis.

Aplikasi Cardign ini memakai inovasi teknologi pengenalan wajah melalui foto yang diambil dengan perangkat iOS seperti iPhone. Cardign mempunyai keistimewaan yaitu mengandalkan fungsi kamera ponsel untuk merekam wajah seseorang yang baru dikenal dan langsung mendapatkan informasi kontak mereka. Aplikasi ini dipakai untuk memperbarui informasi kontak di buku alamat yang berbasis di cloud (awan) secara instan dan otomatis. Ada satu syarat yang juga merupakan “kelemahan” dan supaya aplikasi ini berfungsi untuk banyak orang, orang yang baru dikenal juga harus menginstall aplikasi Cardign karena semua kontak informasi mereka sudah dimasukkan ke database dan terhubung satu dengan lainnya.

Kelemahan fitur Cardign ini dapat segera di perbaiki agar yang belum menginstall aplikasi ini boleh melakukan tukar-menukar kontak informasi. Caranya dengan mencocokan foto yang sudah tersedia untuk umum leewat jaringan social misalnya dari Linekdln, Twitter, Facebppk dan lain-lain. Banyak yang merasa potensial pelanggaran privasi karena tidak semua pengguna menyetujui foto mereka diambil orang lain yang tidak dikenal.